Perjalanan saya ke Medan, Sumatera Utara, diwarnai dua kejutan kecil yang menyenangkan. Pertama, kamera Nexus 5 ternyata lebih baik dari yang saya bayangkan, bahkan sebelum update ke Android 4.4.1 yang (katanya) berisi beragam perbaikan khusus untuk kamera smartphone ini. Kedua: Google Now!
Mendarat di bandara Kuala Namu, Medan, saya menyapu layar smartphone saya ke kiri untuk lanjut membaca berita yang saat menunggu boarding sedang saya baca. Ternyata, Google Now sudah siap dengan rute ke hotel tempat saya menginap, lengkap dengan estimasi waktu tempuh. Saya sedikit kaget. Saya tidak memprogram Google Maps untuk menampilkan rute ke hotel. Bagaimana bisa Google Now tahu saya menginap di sana?
Awalnya saya curiga kalau Google secara kurang ajar menelanjangi saya. Ini masalah privacy yang serius! Membaca ulang privacy policy Google secara lengkap, saya sadar kalau bukan itu sebabnya.
Rupanya Google ingat kalau saya pernah mencari informasi lebih jauh tentang hotel yang dimaksud beberapa hari sebelum berangkat. Ketika mendeteksi lokasi saya sudah di Medan, Google Now menampilkan kontent yang kontekstual.
Tidak hanya itu, Google Now juga menampilkan beberapa objek wisata yang bisa saya kunjungi di sekitar hotel, termasuk foto-foto yang diupload pengguna Android (dan layanan Google) lain terkait area sekitar tempat saya menginap. Keren!
Contextual Content
Ya. Yang Google lakukan lewat Google Now adalah menampilkan konten yang contextual, sesuai dengan kebiasaan, keadaan, dan bahkan keinginan kita. Dengan memperhatikan apa yang kita cari, baca, situs-situs yang kita kunjungi, dan aktivitas kita di internet secara keseluruhan, Google bisa mempertajam prediksinya dan menyajikan konten yang sesuai lewat Google Now.
Contextual content sendiri bukan mainan asing bagi Google. Pada masa kejayaannya, AdSense juga sempat memancing pro dan kontra seputar kebisaannya menampilkan iklan yang relevan. Di blog atau website, hal ini mungkin tidak mengkhawatirkan. Tapi ketika iklan baris juga muncul selaras ketika kita membaca email di Gmail, perkara bagaimana Google menampilkan konten yang relevan – tentunya dengan menangkap keyword di isi email yang kita baca – dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hak privasi.
The Future of Wearables
Saya termasuk orang yang suka kontent yang sesuai konteks. Kenapa? Karena tidak banyak informasi rahasia atau sensitif yang harus saya lindungi di internet; sejak awal, saya tahu persis bagaimana mencegah Google – atau penyedia layanan lain – mendapatkan informasi pribadi saya secara detail. Browsing habit, search history bahkan lokasi saya boleh saja dimanfaatkan oleh Google untuk memilihkan konten yang sesuai bagi saya.
Saya pribadi berpendapat kalau contextual content adalah masa depan dari teknologi wearables, perangkat keras yang bisa kita pakai. Google kabarnya akan segera merilis varian smartwatch-nya sendiri. Bayangkan kalau perangkat-perangkat seperti smartwatch dapat menampilkan konten yang benar-benar personalized.
Ada yang mengingatkan makan, mengumpulkan berita dari sumber-sumber yang biasa saya kunjungi setiap pagi, memberi informasi coffee shop yang recommended di dekat saya, dan bahkan memilihkan menu makan malam dan mengirimkannye ke smartphone yang dipakai mama dengan sekali tap.
Rasanya seperti punya pacar yang sangat pengertian! “Ary, there is a coffee shop that serves a stunningly delicious latté 500 meters away. Would you like me to display the quickest route there? Don’t forget to take your medication before you leave.” Saya pasti akan berteriak: Oh yes!
Masih Jauh. Masih Jauh.
Memang masih sangat jauh sebelum Google Now bisa melakukan apa yang saya harap ia bisa lakukan, tapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan sedikit input dari saya, Google Now versi saat ini bahkan sudah bisa melakukan 60% dari yang saya harapkan.
Jomblo? Tidak perlu risau. Tinggal request, pasti ketemu. Apalagi di Nexus 5 kita cukup mengatakan “Okay, Google.” untuk memualai pencarian. Okay, Google. Find me a girlfriend.
Ah, memang belum secanggih yang saya harapkan sepertinya…