Sebenarnya, kalau boleh jujur, beberapa gadget yang kita (maksudnya: saya) punya atau kita penginin nggak semuanya 100% kita butuh. Ada yang beli karena memang bentuknya keren, atau fungsinya lucu (ini kayanya kebalik deh), ada juga yang beli karena lagi hits banget. Di antara sekian banyak gadget di luar sana, ada gadget-gadget yang jelas saya nggak butuh, tapi akhirnya jadi merasa harus punya setelah coba.
Terus terang, pertama lihat Brother P-Touch PT-9700PC di kantor Brother Indonesia beberapa minggu silam, saya nggak pernah-pernahnya bikin label. Kalau mengutip mantan Menkominfo kita yang dulu, “printer label itu buat apa sih?”
“Cobain aja, Ry. Lumayan kan, buat nyetak label alamat kalo kirim-kirim dokumen atau paket,” goda Esther, Marcomm Brother Indonesia, waktu itu. Dia memang wanita penggoda! (eh, lho?) Jadilah siang itu, pulang meeting mencari bocoran-bocoran terbaru dari Brother Indonesia, saya bawa pulang sebuah demo unit PT-9700PC.
Kesan Pertama Begitu Menggoda
Namanya penasaran, sampai di rumah si P-Touch ini saya bongkar-bongkar. Bentuknya ternyata, well, lucu. Sleek aja gitu, dengan finishing matte putih khas printer kantoran. Ukurannya juga nggak terlalu besar ternyata, jauh lebih kecil dari dusnya. Satu lagi: buku manualnya kandel!
But, as always, there’s something about it that I really like. Printer ini rasanya solid sekali. Nggak ada bunyi kriyek-kriyek plastik, tidak ada komponen yang goyang-goyang. Diangkat pun rasanya meyakinkan.
Di dalam boxnya juga tersedia seperangkat alat sholat, ehm, I mean, adapter dan kabel USB. Ada juga cartridge pita untuk label. Jenis cartridge yang digunakan punya lebar maksimal 36mm, tapi yang saya dapat di kemasan ini punya lebar 24mm dan berjenis TG Black on Yellow alias berwarna dasar kuning dengan warna cetak hitam.
Saya sudah bersiap dengan proses pemasangan cartridge yang rumit, tapi ternyata gampang banget. Tinggal masukkan cartridge dengan posisi yang benar – ada petunjuknya, by the way – kemudian nyalakan printer dan tekan tombol Feed untuk menggulung dan menggunting ujungnya sedikit. That’s it!
I’m Having Too Much Fun!
Yang follow Instagram saya pasti ngeh deh kalau saya sempat senang sekali main-main dengan printer ini. I’m definitely having too much fun with the P-Touch 9700PC. Everything was super-simple and super-easy.
Install driver dan software untuk desain labelnya mudah. Tinggal download dari web resmi Brother. Software dan drivernya kompatibel dengan Mac maupun Windows. Sebagai pengguna Mac, saya sering kesusahan cari driver yang sesuai; this time, it wasn’t even a hassle.
Saya coba cetak beberapa logo Mozta awalnya. Kemudian mulai cetak semacam label identitas berisi logo, nama, alamat, dan nomor telepon. Sebentar saja, barang-barang saya sudah ketempelan label semua; minimal, kalau ada yang hilang, ada labelnya supaya orang bisa ngembaliin dengan gampang.
Lanjut cetak sticker buat promosi social media. Kemudian saya mulai jelalatan cari kabel atau apa saja yang perlu dilabeli. Rasanya kaya anak kecil punya mainan baru. Kabel yang biasanya semrawut, sekarang ada labelnya di ujung-ujung. Ngerunut kabel LAN atau sambungan listrik jadi gampang.
Software bawaannya, P-Touch Editor, juga menyediakan banyak template label. Bisa disesuaikan juga dengan cartridge yang kita gunakan, terutama urusan lebar dan panjang yang didukung.
Tetap sih, ini printer yang ditujukan untuk pengguna kantoran. Dia sudah mendukung High-Grade (HG) Tapes untuk kebutuhan cetak yang lebih tinggi, misalnya cetak barcode atau label lain yang butuh detail dan presisi lebih paten. Printer ini bahkan dilengkapi serial port RS232C selain port USB 2.0.
I really like this printer. I don’t need a label printer, but now I want one. Saya jadi lebih sering melabeli barang-barang dengan rapi karena ada printer ini. Sampai suatu hari….
“Gimana, Ry? Udah puas nyobainnya? Unit demo 9700PC-nya biar dijemput kurir ya?”
“9700PC? 9700PC apa ya?”
*mendadak amnesia biar si P-Touch nggak buru-buru dijemput pulang*