Sejak pertama diluncurkan, saya selalu suka dengan apa yang ditawarkan Galaxy Note 3. Wacom-powered S-Pen, processor terbaru dari Samsung, layar yang lega; the lot. Sayang, harganya cukup membuat saya sakit kepala: 8 juta lebih ketika baru diluncurkan.
Pada suatu kesempatan, saya memperhatikan teman yang menggunakan Note 3 & Galaxy Gear. Seamless; diluar dugaan, kedua device ini bekerjasama dengan baik. Ah, saya semakin tergoda.
Setelah cukup lama menahan godaan Samsung Galaxy Note 3, kemarin – di tengah kepusingan mengurusi hajatan keluarga – saya secara impulsive akhirnya memutuskan untuk memiliki gadget ini. Maaf Nexus 5, saya selingkuh. Apakah selingkuhan saya memang lebih baik, lebih menggoda dari Nexus kesayangan saya?
First Impressions
Bloatware, bloatware everywhere! Samsung punya 1001 gimmick untuk seri ponselnya, dari mulai TouchWiz terbaru yang dibenamkan ke Galaxy Note 3 hingga GalaxyGift, app yang memungkinkan pengguna Samsung Galaxy mendapatkan penawaran menarik dari vendor rekanan Samsung.
Samsung Galaxy Note 3 juga besar; I mean really huge! Memang tidak terlalu terlihat bedanya ketika disandingkan dengan Google Nexus 5, tapi di tangan Galaxy Note 3 terasa besar. Nexus 5 saya mendadak terasa kecil di tangan.
Layarnya besar dan jernih, jauh lebih baik dibanding layar AMOLED generasi sebelumnya. S-Pen milik Note 3 ini sangat enak dipakai. Fungsinya memang lebih terasa ketika kita menggambar atau mencatat; mengetik text dan melakukan hal lain tetap lebih nyaman dilakukan menggunakan jari.
Let the Fight Begins!
Saya sempat melakukan tweaking di Nexus 5. Keterbukaan (meski tidak sepenuhnya) sistem operasi Android membuat saya lebih mudah mengutak-atik kernel hingga tampilan smartphone milik saya. Hasilnya? Nexus 5 is blazing fast! Jangan salah sangka, Nexus 5 memang sangat cepat out of the box, tapi dengan sedikit tweaking handset ini lebih cepat dari RB9 milik Red Bull Racing.
Galaxy Note 3, di sisi lain, mungkin sedikit di belakang Nexus 5 dalam hal responsiveness. Pengguna awam seperti saya akan sulit merasakan bedanya, tapi jika diperhatikan baik-baik perbedaan kecepatan itu masih terasa. Ini karena TouchWiz milik Samsung dirancang untuk lebih smooth, lebih kalem.
Game 3D, productivity apps, dan beragam aplikasi lain yang saya jalankan dilahap habis oleh Galaxy Note 3. Super!
Nexus 5 menang dalam hal user experience, tapi ini lebih ke masalah selera. Saya suka bagaimana Google mengintegrasikan semua layanannya ke dalam satu ponsel pintar. Google Now, Gmail, Google Maps, dan berbagai aplikasi Google lain bekerja sama dalam menciptakan apa yang dikenal sebagai the true Android experience. Saya juga suka bentuk fisik Nexus 5 yang gagah dan enak di genggam.
Note 3 menang dalam hal ketersediaan slot MicroSD, baterainya yang lebih besar – dan bisa diganti. Samsung bahkan menawarkan power pack khusus untuk Note 3, dengan baterai tambahan dan desktop charger – serta S-Pen yang sulit ditandingi produk sejenis lainnya. Layarnya juga luar biasa jernih; disandingkan dengan Nexus 5, layar si Nexus jadi kelihatan kurang tajam. Padahal keduanya punya resolusi FullHD 1920 x 1080 pixel. Harus diakui, kamera Galaxy Note 3 juga lebih baik dari milik Nexus 5
Satu hal lain yang membuat saya menyukai Galaxy Note 3 adalah integrasi dengan produk Samsung lain yang juga sangat baik. Koneksi ke Samsung Smart TV di rumah berjalan lancar saat dicoba. Mengirim foto ke Galaxy S4 milik ibu saya juga sangat mudah dengan bantuan S-Beam. Plus, Samsung Smart Camera App yang saya pakai untuk mengirim foto dari Samsung NX300 ke smartphone juga berjalan tanpa hambatan di Galaxy Note 3; di Nexus 5, Smart Camera App sedikit buggy karena belum sepenuhnya compatible dengan Android 4.4 KitKat.
Jadi, Selingkuh Atau Setia?
Semakin saya menggunakan Galaxy Note 3, semakin saya menyukai smartphone ini. Sayangnya, saya juga tidak siap melepas Google Nexus 5 kesayangan saya. What do you think? Yang mana yang harus saya relakan? Berikan komentarmu di kolom Comments di bawah ini dan 3 orang yang beruntung akan mendapatkan pulsa masing-masing Rp 50.000. Komentar ditunggu sejak artikel ini dipublikasi hingga tanggal 6 Januari 2014, Pukul 17.00. Good luck!
Update
Akhirnya, saya memutuskan untuk mempertahankan……Nexus 5 saya. Ah, selingkuh memang hanya menyenangkan di awal, jarang yang bisa awet jadi hubungan serius. Jangan salah, Samsung Galaxy Note 3 adalah sebuah masterpiece. Spesifikasi hardwarenya mencengangkan, layarnya super-jernih, S-Pen milik Note 3 juga enak sekali dipakai. Tapi pada akhirnya smartphone ini terlalu besar untuk saya.
Membandingkan Samsung Galaxy Note 3 dengan Google Nexus 5 rasanya seperti membandingkan Audi R8 dengan Mercedes-Benz SLS AMG. R8 jauh lebih powerful, lebih enak dikendarai, lebih presisi, dibuat dengan kualitas yang lebih baik, serta punya handling dan performance yang lebih baik juga. SLS AMG, di lain sisi, di atas kertas inferior dibanding R8. Hanya saja, R8 tidak punya X factor yang dimiliki SLS, tidak punya sisi fun, tidak punya koneksi personal.
Galaxy Note 3 memang unggul di hampir semua sisi jika dibanding dengan Galaxy Nexus 5. Hanya saja, Nexus 5 punya X factor yang saya bilang tadi. Sulit menjelaskan apa itu X factor secara detail; ini masalah selera, masalah hubungan personal, dan pengalaman pengguna yang nyaman.
Untuk teman-teman yang sudah ikut kuis komentar di bawah, berikut saya umumkan pemenangnya:
- Mol
- Devilpenakut
- Faris Salman
Silahkan tunggu email konfirmasi dari kami. Selamat!
Bagi yang belum menang, sampai ketemu di kuis berikutnya. 🙂