Ary Mozta

Galau Digital: Powerbank vs. Extra Battery

Smartphone terbaru sehebat apa pun sebenarnya masih saja kalah oleh satu hal: baterai. Beberapa smartphone seperti Lenovo P780 bahkan menyertakan baterai superbesar untuk memastikan waktu standby – dan waktu pakai – yang lebih lama.

Belum lama ini, bahkan sampai sekarang, penggunaan powerbank juga sangat populer. Ada ratusan vendor yang menyediakan powerbank dengan kapasitas penyimpanan daya yang beragam, mulai 1000mAh hingga belasan ribu mAh, semua demi memanjakan pengguna yang ingin smartphonenya tetap hidup seharian penuh.

Samsung mengambil langkah yang sedikit berbeda: extra batteries. Hampir semua smartphone high-end buatan Samsung punya Battery Kit yang berisi satu buah baterai ekstra dan desktop charger. Dengan begini, smartphone dan sebuah baterai tambahan bisa dicharge pada malam hari dan pengguna dapat dengan mudah bertukar baterai ketika baterai utama habis.

Pros & Cons

Penggunaan powerbank jauh dari kata praktis, setidaknya menurut saya. Saya sempat mencoba beberapa merk powerbank, dari mulai yang bulky hingga yang sangat tipis; semuanya merepotkan. Repotnya menggunakan powerbank jadi lebih terasa ketika kita mengisi daya sambil tetap menggunakan smartphone.

Powerbank, terutama yang berkapasitas besar, juga butuh waktu lama untuk dicharge. Dengan charger 2A saja, sebuah powerbank berkapasitas 4400mAh masih butuh waktu beberapa jam sebelum akhirnya terisi penuh.

Lebih menyebalkannya lagi, saya mulai bosan menggunakan powerbank setelah beberapa waktu. Powerbank saya mulai sering lupa di-charge. Lama-lama, powerbank itu saya tinggalkan sama sekali.

However, powerbank memang punya kapasitas yang beragam dan harganya relatif murah. Sebuah powerbank dengan kapasitas lebih dari 6000mAh – setara dengan 2 sampai 3 kali full charge – bisa didapatkan dengan harga kurang dari Rp 200.000.

Di sisi lain, saya lebih nyaman dengan Battery Kit. Berhubung saat ini sedang menggunakan Samsung Galaxy Note 3 dengan kapasitas baterai 3200mAh, punya baterai ekstra plus desktop charger-nya terasa sangat praktis. Jarang sekali saya harus mengganti baterai, tapi ketika harus ada baterai tambahan yang tersedia.

Jeleknya, harga Battery Kit Samsung relatif mahal. Beberapa toko masih menjualnya di harga Rp 600.000, bahkan lebih. Penggantian baterai juga mengharuskan pengguna mematikan smartphone mereka sejenak, kemudian membuka back cover untuk menukar baterai; bagi sebagian pengguna, hal ini tentu merepotkan.

Of course, opsi baterai tambahan tidak tersedia untuk semua smartphone. Vendor besar seperti Sony dan Apple lebih suka menggunakan baterai built-in alias tidak bisa ditukar. Sebagian vendor lain yang masih menggunakan baterai yang bisa dilepas tidak menyediakan desktop charger, sehingga pengguna terpaksa mengandalkan desktop charger merk lain atau melakukan pengisian dengan baterai terpasang di ponsel; sama sekali tidak praktis.

What Do You Think?

Bagaimana menurutmu? Apakah vendor ponsel besar harus lebih banyak menyediakan Battery Kit untuk ponsel keluaran mereka? Ataukah kamu lebih suka menggunakan powerbank?

hame-power-bank-4400mah-model-hame-me12--me12--white-22

Tinggalkan komentar di kolom Comments di bawah artikel ini dan menangkan satu buah Hame Power Bank 4400mAh. Komentar kamu ditunggu sampai besok (23 Januari 2014) pukul 17.00. Good luck!

Update

Kalau dari komentar-komentar di bawah, sepertinya memang lebih banyak yang suka powerbank. Tidak heran kalau gadget satu ini lumayan laris di Indonesia, khususnya di kota-kota besar.

Anyway, setelah melalui perdebatan alot – halah – akhirnya diputuskan pemenang Comment Challenge kali ini adalah: Shandy Ardiansyah. Ditunggu konfirmasi via emailnya yaa! Buat yang belum menang, sampai ketemu di Galau Digital berikutnya.

Exit mobile version