Sebelum saya mulai ngoceh tentang betapa saya suka sekali dengan Google Nexus 5, saya perlu buat pengakuan dosa: I’m a huge Nexus fan. Even worse, I’m a huge Android fan. Sebagian isi review ini mungkin sedikit bias, tapi saya tetap berusaha seobjektif yang saya bisa. So…
Welcome, everyone, to the new Nexus phone.
Perburuan saya nyaris berbuah kecewa; Google Nexus 5 yang saya pesan pengirimannya tertunda, dan hampir saja tidak terbawa ke Indonesia karena penundaan ini. Hampir.
Untungnya, malaikat di Google (baca: staff bagian pengiriman) menanggapi email komplain saya dan memastikan smartphone idaman saya terkirim tepat waktu. Hasilnya, tepat kemarin malam, sebuah kotak berwarna biru sukses mendarat di pangkuan saya.
Unboxing – sempat berniat membuat video unboxing, tapi sepertinya tidak menarik – pasang SIM card, dan saya resmi berganti ponsel.
Dapat apa saja sih?
Sama seperti beberapa smartphone keluaran terbaru, packing Google Nexus 5 ini minimalis sekali. Hanya kotak biru – yang kelewat mirip dengan box Nokia Lumia series – berisi handset, USB charger, USB cable, pin untuk membuka slot SIM card dan beberapa lembar kartu garansi dan getting-gtarted guide; tidak ada yang istimewa.
Menariknya, USB charger yang disertakan adalah charger 5v/1.2A, sedikit lebih besar dari charger smartphone pada umumnya (5v/0.5A atau 5v/1A). Waktu charging jadi lebih cepat meskipun perbedaannya tidak signifikan.
Bagus nggak bentuknya?
Short answer: it’s beautiful. Long answer: it’s f#cking beautiful!
Ya, secantik itu. Berbeda dari Nexus 4 (atau bahkan Nexus 3) yang punya design curvy di bagian sisinya, garis-garis design pada Nexus 5 lebih tegas. Nexus 5 juga sangat ramping – very sleek indeed – dan enak sekali di tangan.
Ada perbedaan ukuran layar dibanding seri Nexus sebelumnya, dari 4.7-inci ke 5-inci. Saya pikir Nexus 5 akan punya ukuran yang lumayan besar, tapi ternyata sangat compact dan tidak banyak berbeda dibanding Nexus 4. To be honest, saya suka bagaimana Nexus 5 begitu enak digenggam. Pas, tidak terlalu besar.
So yes, it is very, VERY beautiful! Tidak ada lagi cover belakang berlapis kaca, tapi itu tidak mengurangi ‘rasa’ premium yang dibawa Nexus 5. I mean…look at it!
Satu-satunya komplain saya adalah finishing doff back cover Nexus 5 yang, buat orang yang tangannya mudah sekali berkeringat seperti saya, mudah kotor.
Fiturnya bagaimana?
For starters, layar Nexus 5 bukan hanya lebih besar, tapi juga punya resolusi yang lebih baik. Layar 5-inci ini sudah Full-HD. Memang tidak sebagus layar Samsung Galaxy Note 3 – atau HTC One, kalau boleh jujur – tapi sama sekali tidak mengecewakan. Saya bahkan sempat membaca buku dari Google Books di perjalanan menuju ke tempat client, dan tulisan yang relatif kecil ternyata tampil baik dan nyaman dibaca.
Google juga menyematkan chipset Snapdragon 800 berkecepatan 2.3GHz Quad-core dan RAM 2GB. Saya pikir Android KitKat sudah sangat mulus dijalankan oleh Nexus 4 saya, tapi ternyata sistem operasi ini berjalan lebih mulus di Nexus 5.
Saya tidak sedang bicara tentang perbedaan kecil, atau sugesti karena smartphone ini lebih baru. Saya serius waktu bilang: device ini supercepat! Blazing fast! Semua aplikasi yang saya jalankan terbuka secara instan; no lag, no delays. Game 3D juga berjalan sempurna tanpa kendala sama sekali.
Ada juga kamera 8-megapixel yang kini dilengkapi Optical Image Stabilization (OIS) serta flash yang lebih baik. Saya belum mencoba kamera Nexus 5 secara ekstensif, tapi sejauh ini kameranya jauh lebih baik dari Nexus 4. To be fair, kamera Nexus 4 sama sekali tidak bagus (bahkan setelah beberapa kali update software), jadi menyenangkan rasanya ketika tahu kalau kamera di Nexus 5 lebih bisa diandalkan.
Masih terlalu dini juga untuk berbicara tentang daya tahan baterai Nexus 5, tapi dibanding Nexus 4 smartphone ini punya baterai yang lebih baik. Dicabut dari charger di saat yang bersamaan pukul 8 pagi tadi, Nexus 4 saya sudah teriak-teriak minta dicharge sementara Nexus 5 masih anteng dengan sisa baterai 39%. Padahal hari ini saya lebih sering jawil-jawil Nexus 5. Sama sekali tidak mengecewakan.
KitKat di Nexus 5
Again, I love it! Swipe ke kiri, dan jendela Google Now langsung terbuka. Fitur ini mirip dengan fitur BlinkFeed milik HTC, tapi saya lebih suka Google Now dalam hal fitur dan integrasi. Setelah membaca history di akun saya, Now langsung menampilkan peta ke Senayan City berikut estimasi waktu perjalanan dan traffic report ketika saya berangkat dari rumah. Cool! Berita yang sesuai dengan minat saya, informasi penerbangan saya besok, serta reminder juga muncul di jendela yang sama.
And yes, it’s super-fast! KitKat sejak awal didesain untuk smartphone dengan RAM 512 dan processor single- atau dual-core. Bayangkan ketika sistem operasi ini dijalankan di smartphone quad-core dengan RAM 2GB. Get the picture?
Sayangnya…
Sama seperti smartphone seri Nexus sebelumnya, Nexus 5 juga tidak sempurna. Selain finishing back cover-nya yang seperti jodoh untuk minyak dan sidik jari, speaker Nexus 5 juga seharusnya bisa lebih baik. Hanya ada satu speaker di bagian bawah – meski lubangnya ada dua, di sisi kiri dan kanan – dan volume serta kualitas suaranya tidak istimewa. Tidak jelek, tapi tidak istimewa.
A Nexus, Indeed…
The Nexus 5 has it, that X factor I’ve always wanted from a gadget. Dia memang bukan smartphone dengan layar terbaik, atau kemampuan grafis tercanggih, atau kamera terkeren. Nexus 5 bahkan tidak punya slot memory card atau RAM 3GB. Still, saya sangat suka smartphone ini.
Setelah menghabiskan seharian bersamanya, saya bisa membayangkan menghabiskan sisa tahun ini menggunakan Nexus 5, tanpa perlu tergoda oleh hadirnya smartphone-smartphone yang lebih baru. I love it that much! Saya menggenggam sebuah Nexus phone, dan saya bahagia!
Sama seperti Nexus 4 yang akan segera saya pensiunkan, saya akan menghabiskan begitu banyak waktu dengan Nexus 5 sampai Google memutuskan untuk merilis Nexus 6. A highly recommended phone nonetheless!