Ary Mozta

Sehari Bersama Bolt

Gegap gempita peluncuran Bolt Super4G sebenarnya sudah terdengar sejak lama. Saya bahkan diberi modemnya oleh seorang rekan yang diperbolehkan membeli dari gerai Wellcomm hanya beberapa hari sejak layanan Bolt resmi diumumkan pada tanggal 14 November tahun ini. Sayangnya, modem yang saya dapat tidak bisa langsung diaktifkan.

@Boltsuper4gPenantian itu akhirnya berakhir kemarin malam, saat tiba-tiba akun Twitter mengumumkan kalau halaman aktivasi sudah bisa diakses. Bagi yang belum, silahkan langsung meluncur ke BoltSuper4G.com untuk aktivasi.

Aktivasi selesai, laptop terkoneksi dengan baik ke MF90 (MiFi yang dibundling dengan layanan Bolt), kemudian meluncur ke speedtest.net Hasilnya? Mengecewakan. Saya hanya ‘diberi jatah’ download 0.3 Mbps dan upload 0.3 Mbps. Pindah-pindah lokasi, yang terbaik yang bisa saya dapatkan adalah 2 Mbps download. Jauh dari janji up to 72 Mbps. Jadilah kemudian saya penasaran, jadi sebagus apa jaringan Bolt sebenarnya?

Bergeser sedikit ke jalan raya beberapa meter dari rumah saya, hasil Speedtest menunjukkan peningkatan tajam! [label style=”grass”]10.34 Mbps download // 4.01 Mbps upload[/label] Andai rumah saya bisa digeser, pasti saya jadi pelanggan yang sangat puas dengan layanan Bolt.

Pagi itu, saya mengarah ke Rawamangun untuk keperluan pribadi. Sampai di depan Arion Plaza, saya kembali melakukan Speedtest. Kali ini hasilnya lumayan baik. [label style=”grass”]4.06 Mbps download // 3.91 Mbps upload[/label]

Ketika pengujian saya lakukan di tempat yang sama – hanya kali ini dari dalam gedung Arion Plaza – kecepatan download dan upload turun drastis. Jaringan 4G LTE memang kabarnya tidak memiliki kemampuan menembus tembok beton dan penghalang lain yang baik. Hasil: [label style=”grass”]2.38 Mbps download // 0.68 Mbps upload[/label]

Selesai berbelanja, saya melanjutkan perjalanan ke arah tengah kota. Kali ini saya iseng memilih jalur Tol Dalam Kota. Dengan modem Bolt ditempatkan di dashboard mobil dan pengujian dilakukan dalam keadaan mobil bergerak, Bolt lagi-lagi menunjukkan kemampuan jaringan yang prima. [label style=”grass”]11.18 Mbps download // 3.39 Mbps upload[/label]

Keluar Tol Dalam Kota, saya kembali melakukan pengujian dalam keadaan mobil bergerak. Kali ini, ada jalan layang persis di atas saya, sehingga saya tidak kaget saat ketika kecepatan akses turun drastis. [label style=”grass”]1.40 Mbps download // 0.75 Mbps upload[/label]

Menghabiskan sore di Kota Kasablanka, signal Bolt justru tidak ditemukan. Baik di luar maupun di dalam ruangan, modem Bolt menunjukkan indikator signal merah, pertanda jaringan tidak tersedia. Ini agak aneh, karena Kasablanka termasuk daerah yang sering dikunjungi pelanggan/calon pelanggan Bolt.

Bolt3

Karena rasa ingin tahu, saya bergerak lebih jauh ke tengah kota. Tujuan saya kali ini adalah perempatan karet, persisnya di sudut World Trade Center, Sudirman. Kecepatan download kembali meningkat tajam, tapi kecepatan upload justru sangat rendah. [label style=”grass”]18.62 Mbps download  // 0.69 Mbps upload[/label]

Bergerak ke dalam gedung World Trade Center I, kecepatan download kembali turun. Rasanya bisa disimpulkan kalau Bolt memang lebih optimal digunakan di area yang memiliki sedikit penghalang. [label style=”grass”]5.04 Mbps download // 0.86 Mbps upload[/label]

There you go. Pengalaman saya dengan Bolt menunjukkan kalau klaim 10x Lebih Cepat yang digadang-gadang perusahaan ini memang hanya klaim belaka. Sebagai catatan, pengguna Bolt lain yang ikut aktif di thread Bolt di Kaskus banyak yang lebih beruntung dari saya. Beberapa bahkan bisa merasakan kecepatan download hingga 40 Mbps lebih. Lagi-lagi perlu saya tekankan kalau hasil uji coba ini hanya pengalaman pribadi saya, dan tidak bisa dijadikan acuan kondisi jaringan dan kualitas layanan Bolt secara keseluruhan.

Tertarik untuk ikut mencoba 4G LTE dan layanan Bolt Super4G? Share your experience by posting comments below.

Exit mobile version