Ary Mozta

Bounce Rate: Sejelek Itu Kah?

Saya selalu senang jadi bagian event keren seperti #TravelNBlog3 di Semarang kemarin. Meski terus terang ilmu saya masih terbatas – dan tentunya masih harus banyak belajar – tapi bisa berbagi itu menyenangkan. Eventnya sendiri sangat informatif, dan saya jadi belajar banyak dari travel blogger kondang yang turut memprakarsai event ini.

Salah satu yang jadi topik diskusi dengan peserta dan pendukung acara di #TravelNBlog3 kemarin adalah soal bounce rate. Bukan, saya bukan sedang berbicara tentang berapa kali dada Duo Serigala naik-turun dalam 60 detik. *cue visual: goyang dribble*

Jadi, apa itu Bounce Rate?

Ada setidaknya tiga sampai empat definisi tentang apa sebenarnya bounce rate itu, tapi sederhananya begini: bounce rate adalah porsi traffic sebuah web atau blog yang ‘mental’. Maksudnya mental di sini adalah si pengunjung hanya mengunjungi satu halaman, kemudian pindah ke web lain alias tidak mengunjungi halaman lain di web atau blog kamu.

Apakah bounce rate selalu buruk?

Banyak yang berpendapat kalau bounce rate tinggi itu pertanda buruk. They’re right, but not entirely correct. Bounce rate tinggi biasanya jadi tolak ukur beberapa masalah di sebuah web atau blog. Masalah apa saja yang bisa membuat bounce rate web atau blog kamu tinggi?

Tentunya, ini hanya beberapa contoh masalah yang mungkin jadi penyebab bounce rate tinggi. Bisa juga bounce rate web atau blog kamu tinggi karena Google Analytics salah hitung. Jika ini penyebabnya, periksa kembali cara kamu mengimplementasi tracking code dari Google Analytics.

Tidak, tidak selalu buruk…

Saya harus bilang kalau bounce rate tidak selalu merupakan pertanda buruk. Banyak dari kita yang suka klik link dari social media, baca berita atau content yang disajikan, kemudian kembali ke social media untuk mencari content menarik berikutnya. Perilaku seperti ini juga turut menyumbang ke angka bounce rate yang tinggi.

Tentunya bounce rate jenis ini tidak jelek. Setidaknya, bounce rate yang disebabkan oleh perilaku pengunjung seperti ini bukanlah pertanda kalau web atau content kita jelek. Bounce rate seharusnya dipadukan dengan parameter lain, seperti time-on-site dan recurring visits, supaya kita dapat insight yang lebih lengkap tentang seperti apa pengunjung web atau blog kita sebenarnya.

Bagaimana caranya agar bounce rate saya turun?

Tidak ada rumus baku yang bisa digunakan untuk menurunkan angka bounce rate sebuah web atau blog. That said, ada beberapa tips yang mungkin bisa berguna:

Punya pengalaman dengan bounce rate yang tinggi/rendah? Atau kamu punya trik lain untuk menurunkan angka bounce rate di web kamu? Share di kolom komentar di bawah ini ya!

Exit mobile version