Bukan rahasia kalau saya penyuka Samsung Camera. Banyak yang mengira Samsung mengendorse saya secara resmi, tapi ini sesungguhnya tidak benar. Saya sering bercerita terbuka tentang Samsung Camera, khususnya Samsung NX300 yang saya pakai, karena saya memang konsumen yang bahagia.
Ketika Samsung meluncurkan Samsung NX3000, saya termasuk yang paling dulu menyatakan kecewa. Kenapa? NX3000 tidak lagi dilengkapi touchscreen. Sebagai gantinya, Samsung menyematkan layar AMOLED dan sekumpulan tombol yang didesain sedemikian rupa untuk memudahkan mengambil gambar.
Sampai akhirnya saya berkesempatan mereview Samsung NX3000 untuk Shoppingmagz. Kamera kecil ini saya ajak menaklukkan kondisi-kondisi memotret yang cukup sulit. Hasilnya? Lagi-lagi saya dibuat kagum. Oke, ini mungkin pendapat saya secara subjektif, tapi NX3000 sama sekali tidak mengecewakan.
Bulan Madu ke Jogja
Dalam rangka Samsung #NX3000IniIndonesia, saya dan beberapa rekan lain (@ifnhr, @cumilebay, dan @wiranurmansyah) diberi kesempatan mencoba Samsung NX3000 lebih jauh dalam sebuah perjalanan seru ke Yogyakarta. I was on vacation at the time, tapi kesempatan ini terlalu menarik untuk dilewatkan. Saya memang sudah pernah mereview NX3000, tapi masih ada beberapa hal yang bikin saya penasaran. Perjalanan ini jadi kesempatan yang baik untuk berbulan madu bersama kamera ini, terlebih karena ada teman-teman dari Samsung Indonesia yang juga bisa dicuri-curi ilmunya.
Perjalanannya sendiri sangat menyenangkan. Saya sampai di Yogyakarta agak terlambat karena berangkat dari Surabaya. Itupun saya harus menikmati menginap semalam – dan semalam lagi ketika pulang – di Bandara Juanda, Surabaya, demi bisa ikutan #NX3000IniIndonesia.
Perjalanan kami dimulai dengan mengunjungi kedai soto Kadipiro III tidak jauh dari bandara. Food photography, perfect! Dengan kondisi pencahayaan yang seadanya, NX3000 berhasil merekam soto nan nikmat ini dengan baik. Rasa penasaran saya semakin tergelitik.
Di atas kertas, Samsung NX3000 punya sensor yang sama dengan NX300. Akan tetapi, saya curiga sensor ini ditingkatkan kemampuannya. Beberapa kali saya bandingkan, NX3000 mampu merekam lebih banyak detail di kondisi cahaya yang minim. Ketika digunakan memotret di dalam ruangan dengan penerangan seadanya, misalnya, hasil foto NX3000 malah terlihat lebih jernih.
Mampir di Gumuk Pasir, Kebun Buah Mangunan Jogja, dan beberapa destinasi lain, saya tidak terlalu banyak bercanda dengan anggota rombongan yang lain; Ifan bahkan sempat komentar, saya seperti tidak menikmati perjalanan ini. Bukan, bukan karena tidak menyenangkan, tapi karena saya malah asyik dengan NX3000 saya sendiri. Sampai akhirnya si NX3000 kehabisan baterai saat peserta lain masih asyik memotret. Kebiasaan buruk, saya lupa ngecharge.
Untungnya, NX3000 menggunakan baterai yang sama dengan baterai ponsel Samsung. Proses pengisian daya juga bisa dilakukan menggunakan powerbank. Pinjam powerbank milik Ifan (akhirnya habis dayanya karena saya pakai ngecharge) dan NX3000 saya siap bertempur lagi.
Gunung Api Purba Nglanggeran
Di ujung hari pertama ini, kami dibawa mengunjungi puncak Gunung Merapi Purba Nglanggeran untuk menikmati sunset di sana. This is another opportunity to explore yet another of NX3000’s strong suits: high dynamic range. Iya, sensor NX3000 punya kemampuan merekam rentang kontras yang terbilang luas. Pasang NX3000 di tripod, dan foto-foto ini kemudian terekam dengan baik.
Pagi di Borobudur
I’m in love. No, seriously. I’m in love. Ketika saya beralih ke NX300, saya dibuat jatuh cinta dengan bentuknya yang kecil dan kemampuan merekam gambarnya yang baik. Karena NX300-lah saya kemudian jadi kembali menikmati fotografi; kamera itu masih saya bawa ke mana saja saya pergi.
Kini dengan NX3000, Samsung membuat saya jatuh cinta lagi. Setelah seharian ‘hunting serius’ bersama NX3000, saya jadi sangat menyukai kamera ini. Yes, the lack of touchscreen still bugs me every now and then, tapi tidak lagi jadi masalah besar. Ketika kami dibawa mengunjungi Borobudur pada pukul 4 pagi untuk menikmati sunrise di sana, saya begitu bersemangat! (mind you, I’m never excited about waking up that early.)
Sayangnya, sunrise pagi itu tidak sespektakuler yang dibayangkan. Still, saya dan NX3000 saya masih berhasil merekam beberapa foto yang menarik.
1000 Merah Putih di Merapi
Banyak yang bilang Samsung NX3000 adalah kamera mirrorless untuk pemula. That may not be entirely true. Kamera ini memang dibuat agar mudah digunakan, bahkan saat kamu tidak mau direpotkan oleh setting manual dan berbagai keruwetan lainnya. Akan tetapi, NX3000 masih bisa diajak susah, layaknya pasangan yang diidam-idamkan para jomblowan dan jomblowati.
Itulah kenapa ketika rekan-rekan dari Samsung Indonesia mengajak kami ke kaki Gunung Merapi untuk turut serta menyaksikan acara pengibaran 1000 bendera oleh komunitas Seribu Cita Satu Indonesia, saya tersenyum sumringah. Ini kesempatan lain untuk mengajak NX3000 saya hidup susah di bawah teriknya matahari dan kontras yang luar biasa tinggi.
As expected, NX3000 kembali membuktikan diri sebagai pasangan yang layak dicintai. Yang pada jomblo nggak boleh iri.
A Fun Trip All Around
It was a really fun trip, but all good things must come to an end at some point. Duduk di Solaria Bandara Adisucipto, I had a big smile on my face. Matahari Jogja menyelinap dari sela-sela jendela dan mengucapkan salam perpisahannya.
As for the camera, lagi-lagi saya merekomendasikan NX3000 bagi siapa saja yang mencari kamera mirrorless yang compact, mudah digunakan, dan punya kemampuan merekam gambar yang bagus. At its price point, the NX3000 is one of the best in its class. As subjective as it might be, ini pendapat pribadi saya sebagai happy user Samsung Camera.
Thanks for the amazing trip, @Samsung_ID. I genuinely look forward to seeing the successor of NX300. Melihat perkembangan pesat Samsung Camera di beberapa seri terakhirnya, saya benar-benar tidak sabar menunggu penerus NX300. Ssstt….konon kabarnya, si NX berikutnya akan segera dirilis!