Galau Digital: Sidebar or No Sidebar?

Rasanya tidak ada aturan yang 100% baku dalam membuat sebuah web yang efektif. Well, ada sih beberapa aturan, tapi semuanya kembali ke tiga hal: target audience kita, content yang kita sajikan, dan tentunya selera. Design sebuah web juga erat kaitannya dengan branding web itu sendiri.

Bicara soal web yang efektif, salah satu hal yang masih jadi perdebatan adalah sidebar. Perlukah kita meletakkan sidebar di sisi content yang (harusnya) jadi bintang utama web kita?

Era 3-Column Websites

Jaman dulu, website malah punya dua sidebar: satu di kiri dan satu di kanan. Masa-masa kejayaan 3-column layout ini sudah lama sekali lewat, tapi saya masih sering menemukan website dengan layout seperti ini. Beberapa malah memindahkan sidebar-sidebarnya ke satu sisi. Pernah lihat web dengan dua sidebar di sisi kanan?

Meskipun sidebar bisa jadi sangat efektif, terlalu banyak juga rasanya tidak bagus. Apalagi kalau dua buah sidebar ini kemudian dipenuhi iklan, animated banners, dan content lain yang sama sekali tidak perlu. I think it’s safe to say that the era of 3-column websites is over. Very over.

Sidebar, begone!

Kemudian ada orang-orang yang seakan anti sekali dengan kehadiran sidebar. Sidebar mungkin terasa seperti mantan yang ganggu; baiknya pergi saja jauh-jauh. Saya setuju kalau layout web tanpa sidebar terlihat bersih sekali. Argumen yang mendukung dihilangkannya sidebar juga kuat: ketika kita susah payah membuat content yang menarik, kenapa kemudian kita meletakkan distraksi di sisi-sisinya?

Layout web tanpa sidebar sangat efektif untuk mendorong content yang menarik agar lebih bersinar. Toh element-element yang biasanya muncul di sidebar masih bisa diletakkan di footer. Layout tanpa sidebar atau single-column seperti ini bukan tanpa kelemahan. Beberapa yang harus diantisipasi, menurut saya:

  • Menggunakan layout single-column ketika content yang ditampilkan adalah teks panjang tanpa elemen visual (ilustrasi, foto atau video) yang cukup. Web bisa dengan mudah terlihat sangat membosankan, sehingga akhirnya malah menurunkan minat pembaca.
  • Layout single-column yang terlalu ramai, misalnya dengan font yang curly atau terlalu bervariasi. Kesan elegan dan minimalis yang hendak ditampilkan malah jadi hilang.
  • Layout single-column yang menampilkan content penuh di layar, dari sisi ke sisi. I mean…don’t. Just don’t. Beri margin yang cukup agar fokus pembaca bisa diarahkan dengan baik.

Do it right, dan layout web tanpa sidebar bisa tampil sangat, SANGAT keren.

Sidebar, please stay…

Saya pribadi masih suka layout web dengan sidebar, makanya mozta.com ini masih mempertahankan sidebar di sisi kanan. If you do want to use a sidebar, make sure you place it on the right side. Mata kita secara natural membaca dari kiri ke kanan; kita memang terbiasa seperti itu. Dengan meletakkan sidebar di sisi kanan, content utama sebuah web masih bisa tampil dominan.

Isi dari sidebar juga harus diperhatikan. Yang pasti, sebisa mungkin, jangan biarkan sidebar di sebuah web lebih panjang dari contentnya. Menurut saya ini sangat-sangat mengganggu. Don’t you think?

Itulah kenapa sidebar di web ini saya sederhanakan. Sebelumnya, ada feed dari Twitter, Instagram dan banyak elemen lain di sisi kanan. Lama-lama, saya sendiri merasa terganggu. Akhirnya link ke social media ini hanya muncul di bawah logo di atas. Still, kadang masih penasaran sih, ingin buat layout baru untuk mozta.com tanpa sidebar.

What do you think?

Menurut kamu bagaimana? Apakah sidebar masih diperlukan? Do you like the trending one-column layouts or do you prefer a sidebar to compliment your content? Apa sih yang kamu tempatkan di sidebar kamu?

Share pendapat kamu di kolom komentar di bawah ini ya. Jangan lupa sertakan link ke website kamu. I’d love to check them out!

11 Comments

  1. kalo saya prefer dengan sidebar, karena bisa lebih menarik perhatian pengnjung web/blog. Jika menggunakan one-column layouts tentu yang harusnya bisa dilihat saat membuka web/blog jadi tidak bisa karena posisinya dibawah dan belum tentu semua orang mau scroll sampai footer atau memperhatikan bagian footer.

    Tapi semua juga tergantung dengan isi sidebar, kalau isinya terlalu ramai dan gak simple mungkin malah jadi bikin orang males bukannya menarik bagi pengunjung web/blog.

    Saya sendiri agak sulit membuat isi sidebar menjadi simple karena gak ada basic web designer atau semacamnya yang mendukung. Jadi cuman memanfaatkan fitur2 yang ada di blogspot.

  2. kalo menurut saya sih masih diperlukan.
    berguna buat naro banner atau beberapa artikel penting yang selama ini dicari pengunjung di blog kita. Sewajarnya emang bener, sidebar itu di taro di kanan karena kita ngebacanya right to left.
    kecuali kalo blog dari negara-negara arab ahahaha

    sedangkan untuk 3 kolom kayanya cuma cocok buat blog yang setipe atau mirip magazine kaya detikdotcom dengan kontennya yang buanyak bingit.

    saya setuju untuk poin-poin ttg single column!

  3. Iya setuju sekali kalau era three columns bisa dibilang berakhir. Dulu seneng banget punya blog tiga kolom tapi rasanya terlalu ramai. Lalu pernah lama pakai dua kolom, sekarang lagi coba satu kolom, memaksimalkan konten. Pintar-pintarnya kita ya Mas bagaimana supaya pembaca betah…

    • Yes. Kembali ke pembaca sih. Selama pembaca senang, layout model gimana juga nggak masalah. Kaya blognya mas Toro (@cumilebay) tuh, nyatanya rame banget sampe sekarang.

  4. Hai mas Ary, kita ketemu di Tnb Semarang. Aku gatal banget pengen isi sidebarku segala macam hihi. Ini udah mendingan dari layout web kemarin setelah denger nasehatmu di TnB hihihi. aku ganti layout lebih clean..hanya yang tulisan terpopuler tadinya ada 5 tulisan doang ini kutambah jadi 7 di sidebar karena link withinku ngga nongol..jadi related postnya ngga muncul di postingan..masih terlalu rame ya? maksudnya biar yang mampir di blogku jadi tertarik buka artikel lain biar ngga bounce, nuhun masukannya…

    • Halo Dewi. How are you?
      Masalah terlalu rame atau nggak, tergantung selera kok. Yang penting pengunjung nyaman. Gampangnya ya posisikan diri sebagai pembaca. Aku juga masih riwil sama blog ini, suka jawil-jawil detailnya sedikit-sedikit kalau lagi bengong. Biasa kok. Blog sendiri, kadang susah puasnya.

  5. Saya lebih menyukai layout yang full untuk konten, tapi saya juga suka dengan sidebar kalau dipergunakan dengan efektif. Untuk sekarang masih belum mau untuk memakai sidebar.

    Btw mas ary, di bagian komentar ini kenapa email diperlukan? Apa untuk menghindari spam? Kenapa tidak menggunakan captcha aja?

  6. Kalau saya mampir blog orang lain, saya nggak pernah baca sidebar-nya. Saya selalu fokus pada content-nya. Sidebar baru saya lirik jika saya ingin mengetahui sesuatu (misalnya pemilik blognya, atau foto blogger-nya).

    Akhir-akhir ini saya pakai sidebar karena untuk menaruh iklan. Siapa tahu ada orang iseng klik, lumayan kan untuk pendapatan saya.

  7. jaman sekarang email musim web yang one page ya, apalagi yang designnya keren, enak ngeliatnya. tapi kalo untuk blog, saya lebih suka yang ada sidebar, sih. banyak hal yang bisa ditaruh di situ.

    • Agreed. Kadang sidebar perlu sih, tapi trendnya emang semakin ke sini semakin minimalis. How’s your site, btw?

Leave A Reply

Navigate