Entah karena memang sedang apes, atau saya lagi disuruh latihan sabar, dua minggu ini saya habiskan tanpa menggunakan ponsel Android sama sekali. Sebagai gantinya, saya mencoba Microsoft (Iya, sekarang Microsoft) Lumia 640XL dan iPod Touch lama dengan iOS 8.
I have to say, it has been a revealing couple of weeks. Hidup tanpa Android membuat saya jadi lebih bersyukur Android itu ada. Saya tidak bilang Windows Phone dan iOS jelek, hanya saja saya memang masuk species Homo Androidtropus, alias manusia yang bergantung sekali sama Android.
Microsoft Lumia 640 XL
Let’s start with the Lumia 640 XL. Handset ini, kalau boleh jujur, terlalu besar buat saya. Entah kenapa LumiaVoices mengirimkan versi XL dan bukan Lumia 640 yang ukurannya lebih manusiawi, padahal saya tidak begitu suka ponsel dengan ukuran layar lebih dari 5 inci.
Untuk pemakaian sehari-hari, Lumia 640 XL terbilang handset yang mumpuni. Kombinasi Qualcomm MSM8226 Snapdragon 400 dan Adreno 305 sudah lebih dari cukup untuk menjalankan Windows Phone 8.1 Denim dengan smooth. Tidak ada gejala lag sama sekali, meskipun animasi perpindahan window di Windows Phone memang terasa lambat.
Saya juga suka kameranya. Sensor 13-megapixel dengan Carl Zeiss optics di Lumia 640 XL adalah kombinasi yang menyenangkan. Sayang saya merasa kalau dynamic range kamera Lumia 640 XL ini terlalu sempit. Ketika harus berhadapan dengan kontras tinggi, gambar yang dihasilkan terlihat washed out dan kehilangan detail.
Layar 5.7 inci milik 640 XL juga sama sekali tidak jelek. Tajam dan cerah adalah ciri khas layar seri Lumia selama ini, dan layar 640 XL ini tidak berbeda dari saudara-saudaranya. Resolusinya memang ‘cuma’ 720 x 1280 pixels, tapi layar Lumia 640 XL tetap mampu menampilkan tulisan dengan tajam serta gambar dan video dengan vivid.
Masalah terbesar Lumia 640 XL juga bukan terletak pada Windows Phone 8.1, tapi pada aplikasi pendukungnya. Windows Phone 8.1 lumayan seru kok kalau untuk penggunaan sehari-hari, hanya saja aplikasi pendukung seperti Twitter dan Instagram lebih terlihat terbelakang jika dibandingkan dengan apps sejenis di Android dan iOS.
Apps yang terbelakang inilah yang bikin saya lumayan sebel selama dua minggu ini. I really hope Windows 10 is so much better in terms of apps and games. Semoga saja…
IOS 8.4
Karena sebel dengan keterbatasan Windwos Phone, saya jadi mengandalkan iPod Touch untuk keperluan social media dan lain-lain. I have to say, setelah lama tidak menggunakan iOS, iOS 8.4 terasa jauh lebih baik dari pendahulunya.
Don’t get me wrong. IOS 8.4 di iPod Touch 5th-gen terasa sangat, SANGAT lambat. Ada jeda antara tap dan eksekusi; sangat tidak Apple sekali. Meski begitu, ada beberapa fitur yang membuat iOS sekarang jauh lebih baik.
Saya suka dengan AirDrop. Karena kebetulan saya adalah pengguna Mac, proses memindahkan file dari dan ke iPod (mis. Foto) jadi lebih mudah. Safari di iOS masih terasa lambat, but it is certainly better than it was. Andai iOS 8.4 ini saya pakai di handset yang lebih capable, misalnya iPhone 6, mungkin user experience saya akan jauh lebih baik.
Kangen Android
At the end of these two weeks, saya masih kangen Android. Sayangnya, saya masih harus bersabar sebelum bisa menggunakan ponsel Android lagi. Bukan apa-apa, lagi bokek guys!
Android 5.1.1 di Nexus 5 masih jadi mobile operating system dengan pengalaman pengguna yang paling saya suka sejauh ini. Hands down. Android M juga akan segera tersedia beberapa minggu lagi, bersamaan dengan Nexus 5 generasi terbaru.
Sambil menunggu, sepertinya saya hanya bisa bersabar dengan dua device yang saya pakai sekarang ini.
What do you think? Apa mobile operating system favorit kamu? Jangan lupa ceritakan alasannya di kolom Comments di bawah ini yaa.
16 Comments
Currently in love with Lenovo a6000+. Barusan dapet Lollipop. Walaupun masih yg 5.0, udah smooth banget.
Antara kapok sama nggak dulu makai Lumia 720. It’s a great phone, but the apps were too limited.
Coba Google bikin yg mid-end di Indonesia….Nexus buat saya kemahalan sementara Android One agak terlalu low-end ?
Sesudah 4.4.2 emang Android jadi smooth banget. Better memory management. Tunggu Android One generasi kedua nanti mas. Di negara lain yang udah rilis, 2nd-gen speknya jauh lebih menarik.
Iya yang Android One terlalu low-end, cukup utk melakukan panggilan dan buka aplikasi Twitter doang
Yang generasi kedua ini lumayan kok. Si Infinix. RAM udah 2GB, performa juga kayanya asyik. Penasaran juga pengen pake buat daily driver, tapi sayang belum 4G.
Saya masih tetap setia sama iOS mas tetapi lagi jatuh cinta sama Lumia. Ini masih mikir mau beli 640 LTE atau 640 XL (yg versi ini tidak mendukung LTE kan ya untuk Indonesia. Sayang sekali).
Lalu saya dengar gosip. Katanya di Windows OS 10 nanti bisa install aplikasi dari Android atau iOS ya? Apakah benar? Kalau benar makin semangat dengan Lumia nih.
Soalnya saat ini lumia lemah di aplikasi, sayang banget 🙁
Lumia 640 LTE kayanya lebih masuk akal. Ukurannya juga lebih asyik sih.
Soal rumor Windows 10 bisa pake Android app, bisa jadi, lewat semacam sandbox atau emulator. Tapi kalau iOS kayanya nggak mungkin deh, mas Isra.
Iya, Lumia aplikasinya tertinggal banget. Nyebelin jadinya.
Hae mz..
kalo Xiaomi Redmi Note yg versi cina, cara ngerootnya gimana ya? 🙁
Langsung ke forumnya aja, omViga. Tiap device bisa beda cara ngerootnya soalnya, tergantung boot imagenya.
This may be a good place to start: http://en.miui.com/type-66-104.html
saya juga sependapat sih mas ary kalau masalah lumia terbelakang apps, soalnya apps yg populer di iOS dan android kyk twitter, instagram jarang dapat update, dan feature-nya tertinggal jauh dari iOS dan android.
tp yang saya buat jatuh cinta itu karena di lumia windows itu no lag, smooth juga.
buat apps, kalau emang mas ary msh pake lumia, saya sarankan untuk instagram pake 6tag itu aplikasi pendukung dan featurenya lebih lengkap dari instagram officialnya di windows.
dan untuk aplikasi android yg berjalan di windows itu emang beneran bisa mas ary, mungkin bisa baca beberapa artikel di winpoin.com portal windows di indonesia.
😀
Thank you so much infonya, mas Adhy. Menarik nih, will give it a try. 😀
435 saya juga sekarang nasibnya cuma buat terima telp, hehehe… Kopi + Android, what would you do without it 😉
Indeed, mas. Kopi & Android adalah kombinasi yang bikin bahagia.
Android. Alasannya: hackable nya itu loh. Ini salah satu alasan kenapa Android bisa menendang Nokia, BB, dll. Tapi saya juga tertarik sama OS bikinan Apple walau saat ini masih setia sama Android.
Btw bang Ary, nanti pilih Nexus 5 2015, Huawei Nexus, atau OnePlus Two ? Ditunggu reviewnya ya
Nexus 5X. Yang Huawei buat saya kebesaran. OnePlus Two nggak gitu tertarik karena nggak ada NFC.
Oh iya bang, kamu punya iPod? Kenapa beli MP3 player lain kayak walkman atau apa gitu kek? Hehehe, jadinya kalau pakai iPod, serasa pake ponselnya wkakaka..setali tiga uang~
Hahaha, iPod aja cukup kok. Nggak gitu sering dengerin musik di jalan, lebih buat beberapa apps yang emang cuma ada di iOS.